Selasa, 27 April 2010

Hangatnya Tubuh Bu Misye

December 30, 2009 · Posted in Setengah Baya

Sebenarnya cerita ini adalah cerita dewasa tentang pemerkosaan, tapi karena akhir dari cerita ini si ibu Misye ikut menikmati akhirnya cerita ini kami masukkan dalam kategori cerita setengah baya, dan semoga dapat menjadi pelajaran bagi ibu setengah baya dalam perjalanan, baik itu pulang kantor atau kepasar.

Bu Misye dalam perjalanan pulang dari tempat ia bekerja terpaksa berteduh karena dia tidak membawa jas hujan. Bu Misye berteduh di sebuah bangunan yang belum jadi namun sudah beratap. Setelah menyandarkan motornya Bu Misye mencari tepat duduk dan ternyata ada sebuah kursi panjang. Pakaian yang dikenakan suadah basah semua, Bu Misye sebelumnya berniat untuk tidak berteduh namun karena hujannya semakin lebat dan disertai angin dan petir maka ia memutuskan untuk berteduh, walaupun dalam hatinya cemas karena hari sudah menjelang gelap namun tanda-tanda hujan akan reda belum muncul.

Belum lama duduk datang seorang pemuda tanggung yang juga akan berteduh. Setelah menyandarkan Tiger yang dipakainya, pemuda itu cepat-cepat masuk ke bangunan yang belum jadi tersebut. Bu Misye pertama agak khawatir dengan pemuda tersebut namun akhirnya kekhawatirannya akhirnya hilang karena melihat penampilannya juga keramahannya. Bu Misye melempar senyum dibalas dengan senyum oleh pemuda tersebut.

Pemuda tanggung tersebut berkulit putih bersih dan wajah yang diakui oleh Bu Misye memang tampan. Pemuda tersebut duduk di kursi panjang agak berjauhan letaknya dengan Bu Misye.

“Cuma sendirian Bu?” pemuda tersebut memulai pembicaraan.

“Iya Dik” Bu Misye menjawab.

“Adik dari mana?” lanjutnya.

“Dari rumah teman, sedang Ibu sendiri dari mana?” pemuda itu menyambung.

“Dari tempat kerja Dik” Bu Misye menjawab.

“Koq sampai sore Ibu, memang tidak dijemput oleh suami atau putra Ibu?” pemuda tersebut kembali bertanya.

“Ndak Dik.. walau udah tua Ibu berusaha sendiri lagian anak-anak Ibu udah berkeluarga semua” Bu Misye menyahut.

“Eh Adik masih kuliah kelihatannya, nama Adik siapa biar enak kalau manggilnya” lanjut Bu Misye, walau dalam hatinya dia agak bingung kenapa harus bertanya namanya.

“Iwan Ibu, masih kuliah semester pertama, nama Ibu?” jawab pemuda tersebut.

“Misye” jawab Bu Misye.

“Ibu umurnya berapa koq ngakunya sudah tua?” Iwan bertanya.

“Udah hampir limapuluh Dik Iwan” jawab Bu Misye.

“Koq masih keliatan lebih muda dari usia Bu Misye lho?” lanjut Iwan.

Pembicaraan terhenti sebentar. Baju yang dipakai oleh Bu Misye yang basah secara jelas mencetak buah dadanya yang sekal terbungkus oleh BH hitam yang keliatan sangat menantang di usianya. Rambutnya yang teruarai lurus sebahu tampak basah juga. Kulitnya yang putih tampak titik air yang masih membasahinya. Iwan terus memandangi tubuh yang Bu Misye.

“Tubuh Ibu masih bagus lho, Bu Misye tentu sangat bisa merawat tubuh” tiba-tiba Iwan memecah kesunyian.

Bu Misye agak kaget dengan pertanyaan Iwan. Dia agak tersinggung dengan pertannyan itu apalagi mata Iwan yang tidak lepas dari dadanya. Anak ini ternyata agak kurang ajar.

Belum lagi keterkejutannya hilang, Iwan berkata lagi, “Tentu suami Ibu sendiri sangat sengan dengan istri yang secantik dan semolek Bu Misye” Iwan berkata sambil meremas-remas kemaluannya yang masih dibungkus celananya.

Melihat situasi yang kurang baik itu, Bu Misye tidak menjawab, dia langsung berdiri menuju ke motornya walaupun hujan tampaknya semakin menjadi-jadi. Namun tangan Iwan lebih dulu menyahut tangan Bu Misye. Bu Misye semakin marah.

“Kau mau apa haa?” hardiknya.

“Hujan masih lebat, sedang kita cuma berdua.. saya menginginkan Ibu” sahut Iwan dengan santainya sambil merangkul Bu Misye dari belakang.

“Menginginkan apa?” Bu Misye agak berteriak sambil berusaha melepaskan pelukan Iwan.

“Menginginkan tubuh Ibu..” Iwan berkata sambil tangannya beraksi menggerayangi tubuh Bu Misye dari belakang.

“Jangan Dik Iwan.. apa kamu nggak merasa umurku.. sebaya dengan ibumu” Bu Misye berusaha untuk mengingatkan.

“Justru itu saya suka” Iwan menyahut.

Tangan kirinya merangkul Bu Misye dari belakang, tangan kananya berusaha menyingkap rok yang dipakai Bu Misye setelah tersingkap ke atas Iwan mengeluarkan penisnya yang sudah keras berdiri. Tak ketinggalan CD yang dipakai oleh Bu Misye dipelorotkan ke bawah.

Tangan Iwan meraba-raba memek Bu Misye yang ditumbuhi oleh jembut yang rimbun. Jarinya berusaha masuk ke lubang kenikmatan Bu Misye.

“Dik Iwan.. To.. long.. hentika.. ka.. ka.. ka.. mu nggak se.. harusnya mela.. kuka.. ini.. Dik Iwan Iwan..” Bu Misye berusaha mengingatkan lagi dengan terbata-bata.

“Ah.. Jangan.. Dik Iwan.. Ibu.. sudah tua.. ingat..” tambahnya lagi.

Iwan tidak menggubris kata-kata Bu Misye jarinya sudah masuk ke vagina Bu Misye dan bermain-main di dalamnya. Kemudian Iwan berusaha membalikkan tubuh Bu Misye, setelah itu dengan kasar Iwan mendorong tubuh molek itu sehingga jatuh terjerebab ke tanah. Dengan posisi duduk mengkangkang Bu Misye berusaha bangkit lagi dari duduknya. Pahanya yang mulus tersingkap sampai ke pangkalnya. Pakaian bagian atas acak-acakkan tampak sebagian kutang warna hitam yang seolah tak mampu menahan volume buah dada indah Bu Misye.

Belum sempat berdiri Iwan berkata sambil melepaskan celana dan bajunya, “Bu Misye, anda berteriakpun tak akan ada orang yang mendengar.. tempat ini agak jauh dari rumah penduduk sebaiknya Bu Misye tidak usah macam-macam”

“Aku tak kan sudi melayani kamu.. anak muda” Bu Misye setengah berteriak.

“Sudah jangan banyak bicara lepaskan pakaianmu.. cepat.. daripada aku menyakiti Ibu” sahut Iwan sambil melepaskan celana dalamnya, tampak batang kontolnya yang sudah mengacung keras.

Airmata Bu Misye mulai berlinang. Dia merasa sangat ketakutan dan galau hatinya. Dia merasa tak berharga dihadapan anak muda yang pantas menjadi anaknya. Dia juga merasa menyesal berteduh di tempat itu, dia merasa juga menyesali pakaian kerja yang sering ia kenakan. Rok yang terlalu tinggi dan baju yang transparan yang memperlihatkan BHnya yang seakan tidak muat menahan buah dadanya, sehingga membuat para lelaki yang menatapnya seolah menelanjanginya. Namun dalam hatinya berkata juga bahwa baru sekarang dia melihat kemaluan lelaki yang besar, ****** suaminya tidak sebesar itu. Darahnya berdesir kencang.

Belum hilang keterpanaannya sudah dikejutkan oleh suara Iwan lagi, “Cepatt! Sudah nggak tahan nih..”

Karena dilanda ketakutan, dengan perlahan tangan Bu Misye melepas satu persatu kancing bajunya. Tampaklah payudaranya yang dibungkus oleh BH hitam.

“Cepat lepas kutangmu!” bentak Iwan.

Dalam hati Bu Misye berkata anak muda memang nggak sabaran. Setelah melepas BHnya, tumpahlah payudara Bu Misye yang masih tampak sekal dan menggairahkan, puting susunya yang coklat kehitam-hitaman tampak menantang sekali.

Iwan jongkok di dekat Bu Misye tangannya mulai menggerayangi payudara Bu Misye.

“Uh.. ah.. ah..” rintih Bu Misye ketika tangan Iwan memilin milin putingnya.

Tidak puas memilin-milin mulut Iwan mulai mendarat di pucuk anggur itu. Lidahnya menari-nari dan ketika dihisap keras-keras Bu Misye hanya bisa menggigit bibir bagian bawah dan memejamkan matanya. Setelah puas dengan buah dada Bu Misye Iwan bangkit kemudian mendekatkan kontolnya yang besar tersebut ke mulut wanita paruh baya yang lemah itu.

“Hisap.. Bu Misye” perintahnya.

“Cepatt!” bentak Iwan ketika Bu Misye belum juga melakukan apa yang ia kehendaki.

Akhirnya Bu Misye mengulum batang zakar. Pertama dia melakukan hampir saja dia muntah karena selama hidupnya dia baru melakukan beberapa kali dengan suaminya. Bu Misye seakan tidak percaya apa yang dia lakukan sekarang, dia di tempatnya bekerja adalah orang yang dihormati sedang di kampungnya dia juga orang yang disegani Ibu-Ibu. Namun pada saat ini dia sedang melakukan hal yang jorok hingga tentu kehormatannya sebagai wanita hilang sama sekali.

Iwan dengan kasar memaju mundurkan kontolnya sehingga terdengar suara nyaring menggairahkan. Setelah puas Iwan bangkit lagi kemudian di mengambil posisi ditengah-tengah di antara kaki mulus Bu Misye.

Sambil mengelus-elus kontolnya yang sudah sangat keras, Iwan berkata, “Bu Misye lebarkan lagi agar lebih mudah”

Hal yang sangat mendebarkan bagi Bu Misye akan terjadi dengan perlahan Bu Misye membuka lebar kakinya sehingga tampaklah memeknya yang tampak merekah dengan bibirnya yang agak menggelambir. Perlahan dan pasti Iwan menuntun kontolnya memasuki lobang kenikmatan Bu Misye. Iwan merasakan kehangatan memek Bu Misye dan kekencangannya seakan meremas rudal Iwan. Sebaliknya Bu Misye yang sedari tadi dengan berdebar menantikan hal tersebut seakan terhenti detak jantungnya ketika ia mulai ditusuk oleh anak muda ini. Seakan merobek barang paling berharga yang dimilikinya.

Ketika Iwan mulai mempercepat genjotannya tampaknya Bu Misye juga sudah mulai melambung ke awan. Sementara diluar hujan seakan belum mau berhenti. Iwan semakin mempercepat genjotannya. Buah dada Bu Misye tergoncang-goncang kesana-kemari. Bu Misye yang semula pasif sedikit memberi perlawanan dengan menggoyangkan pantatnya. Tangannya mengepal memukul lantai, kepalanya bergoyang menahan hawa birahi yang semakin meninggi.

Akhirnya Bu Misye tidak kuat menahan cairan yang semula ia bendung-bendung, lobang memek Bu Misye mengerut kencang ketika dia mencapai puncak. Bu Misye malu kenapa dia bisa orgame padahal ia tidak menginginkan itu. Yang lebih membuat dia bertambah malu adalah Iwan seakan mengetahui hal tersebut. Iwan tersenyum sambil terus mempercepat genjotannya. Dalam hatinya dia berkata ternyata kau juga merasakan kenikmatan juga. Dan tampaknya Iwan juga akan sampai ke puncak. Dan terdengar lenguhan panjang Iwan ketika batang kontolnya ia tancapkan dalam-dalam sambil merangkul erat Bu Misye keluarlah cairan sperma membanjiri lobang memek Bu Misye.

Iwan terkulai lemas diatas tubuh telanjang Bu Misye jiwa mereka seolah melayang sejenak.

Setelah itu Iwan bangkit dan mengambil pakaiannya sambil berkata, “Bu Misye berpakaianlah, tampaknya hujan sudah mulai reda, memek Ibu ueenak sekali, terima kasih ya Bu Misye”.

Bu Misye menatap Iwan dalam hatinya bercampur antara marah, gundah, galau. Namun satu hal yang dia tidak pungkiri bahwa dia juga menikmati perkosaan yang dilakukan Iwan.

Akhirnya Bu Misye memunguti pakaian kemudian mengenakannya kembali. Mereka berjalan ke arah motor mereka tanpa bersuara.

Tampaknya hujan sudah reda. Bu Misye menghidupkan mesin motornya, namun ia dihentikan lagi oleh Iwan.

Iwan berkata, “Bu Misye saya minta maaf akan kelancangan saya, saya tidak bisa menahan gejolak nafsu saya..”

Bu Misye tak menjawab. Ia hanya menatap wajah Iwan dengan mata yang berkaca-kaca. Iwan diam kemudian Iwan mendekatkan wajahnya dan ciuman hangat ia daratkan ke bibir Bu Misye. Pertama Bu Misye diam namun akhirnya Bu Misye membalas ciuman tersebut. Lidah mereka saling bertautan. Sejenak kemudian Bu Misye tersadar dan melepaskan ciuman tersebut kemudian melajukan kendaraannya.

Iwan hanya terdiam terpaku kemudian menaiki kendaraannya ke arah yang berlawanan. Bu Misye menerobos hujan rintik-rintik dengan perasaan yang sebenarnya terpuaskan.

Dalam cerita diatas hanya sekelumit dari benang merah nya mengandung cerita pemerkosaan. sekian

Seks Ibu Rumah Tangga

January 14, 2010 · Posted in Setengah Baya

Sebelum melanjutkan Cerita Dewasa saya ingin bercerita sedikit tentang reaksi saya melihat ibu menyusui sebelum cerita ini bermula, Entah kenapa setiap melihat ibu menyusui saya jadi kepengen ikut nyusu, dan akhirnya keinginan itupun terwujud.

Hampir tiap sore beberapa minggu ini, kegemaraanku untuk bersepeda ke lingkungan tempat tinggalku muncul kembali. Kesehatan memang salah satu alasan kenapa hal ini sering aku lakukan sekarang, namun ada alasan lain yang kemudian menjadi alasan utamaku yaitu seorang cewek atau lebih tepatnya seorang ibu Rumah tangga/tante di salah satu daerahku. Mbak Dewi, begitulah aku sering memanggilnya. Perawakan dengan tinggi 168 cm, berwajah khas orang kota gudeg dan padat berisi khas seorang ibu-ibu muda jaman sekarang. Aku, Dana, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi ternama di Indo.

Langsung aja Cerita dewasa nya ya?
Saat aku bersepeda, aku selalu bertemu dengan mbak dewi, dia selalu menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun di sebuah SD dekat rumahku sambil menyuapi makanan ke anaknya. Dan sering pula aku memergoki mbak Dewi sedang menyusui anaknya tersebut, pemandangan itulah yang membuat saya sangat betah untuk melihatnya. Mbak Dewi tanpa malu-malu menyusui anaknya di tempat umum dan dilihat olehku. Sering pas aku melihat prosesi tersebut, dia malah tersenyum kepadaku.
”Wah ada tanda-tanda sesuatu ini” pikirku
Dasar otak ngeres, yang dipikir pasti yang itu-itu aja..hehe
Malah kadang aku ngerasa dia sengaja memamerkan payudaranya kepadaku, yaitu waktu menyusui kadang dia membuka hampir separuh kancing bajunya sehingga telihat dua buah dadanya yang mengkal itu. Dan setelah beberapa lama aku baru tahu kalo ukurannya 34C. BH yang dia pakai tiap hari selalu membuatku merasa bahwa payudaranya semakin hari semakin merangsang saja. Kadang hitam, pink, merah, biru, ungu dan yang paling aku suka yaitu bentuk BH yang mempunyai renda. Hot banget rasanya.

Suatu ketika, aku beranikan diri untuk berbincang dengannya. Hari itu dia sedang memakai baju seperti baju tidur berwarna biru laut dengan rok longgar berwarna putih. Masih kayak anak muda aja deh walau umurnya telah menginjak kepala 3.
”apa kabar mbak??lagi asyik ngapain ne??” tanyaku
”ini dek, biasa nyuapin Didi sambil jalan-jalan”
”sekalian nyari udara segar sore hari”lanjutnya..
”wah sehat banget keliatannya mbak anaknya, pasti makannya banyak ya?”
”ga juga si Dan, Cuma nyusunya itu loh, kenceng banget.”timpalnya
Otakku yang ngeres langsung de mengarah ke hal yang iya iya…
”wah susu yang mana ne mbak??” tanyaku sambil tersenyum mupeng.
“ya susu botol dan susu ini.”sambil dia memegang payudaranya sendiri.
“Glek, wah mau dong mbak minta susunya, biar aku juga sehat.” Hehehe sambil cengenges2an…..
“wah susu yang mana ne dan, klo susu botol kan ga mungkin toh kamu uda besar.”
”jangan-jangan yang ini ya??” sambil senyum juga mbak Dewi ini
Wuiih…berani juga ne mbak Dewi, langsung aja de gue jawabh dengan ketawa juga ”emang bole ya mbak??”
Tiba-tiba si Didi merengek dan minta susu ke Ibunya..” bentar ya Dan, Didi minta tetek ni.” sambil dia buka kancing baju 3 biji dan ngeluarin kedua teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam berenda itu.Wah pucuk dicinta ulam pun tiba, akirnya bisa ngeliat dari dekat prosesi ini. Tetek mbak Dewi sangat indah ternyata, apalagi BH yang dipakai sangat kontras dengan kulitnya yang kuning langsat dan yang paling aku sukai ”BHnya berenda cuy”….yes yes yes
Begitu teteknya terbuka satu, langsung de si Didi menyerobotnya dengan cepat dan menghisap dengan kencang.

”pelan-pelan sayang, nanti tersedak lho” sambil mbak Dewi mengocok-ngocok teteknya yang sudah dikenyot anaknya itu.
Wah jadi mupeng ne, putingnya yang coklat dan agak besar sempat terlihat sekilas oleh mataku. ”Dedek yang dibawah sudah mulai berontak ne, gawat” batinku
Waktu itu kami berada di pinggir lapangan sebuah SD, tepatnya di tempat duduk di luar kelas yang terletak dipojokan gedung. Mbak dewi tiba-tiba meminta anaknya untuk berganti posisi agar anaknya mengenyot tetek yang satunya. (uda abis mungkin yang kiri??) Tetek yang uda selesai diisep anaknya dibiarkan menggantung bebas, ”Duh otong uda ga kuat ne, uda berdiri tegak didalam celana dan membuat aku jadi salting. Mbak dewi ternyata melihat gelagat anehku ini.
”Kamu kenapa Dan??” tanyanya
Dengan terkaget aku menjawab “anu..emm..eh ngga papa kok mbak.”
“jangan bohong kamu Dan, kamu pengen ya??”
Duh makin tegang aja dengan pertanyaan seperti ini. Tapi karena amin telah mengalahkan iman maka akupun jawab ”emangnya bole ya mbak? Nanti ada yang marah?”
”ya asal ga rebutan sama Didi ya ga papa.”
Wah bener-bener beruntung ne hari ini….”maksudnya Mbak?”sok sok belagak bego ne gue.

Sambil memutar-mutar teteknya yang sebelah kiri dia bilang ”ayo sini aja, masih ada satu kok.”
”tapi pelan pelan ya, si Didi mau tidur ni kayaknya” lanjutnya.
Langsung aja gua deketin mbak Dewi, pertama-tama gue masih ragu, namun dia terus menarik tanganku untuk menyentuh bukit yang indah itu.
”jangan malu Dan…”sambil menyentuhkan tanganku ke buah dadanya itu..
Ku elus-elus tetek itu dengan lembut, seru juga ya mainin tetek cewek yang menyusui sambil ada anaknya yang sedang netek. (ukurannya itu lho, manteb gan!!) Waduw kayak threesome aja, tapi yang satu masi anak-anak. Lama kelamaan remesanku terhadap teteknya ternyata membuatnya ON, terus gue beranikan untuk mencium putting yang imut itu.
“mas di sebelah sana aja yuk?”dengan menunjuk sebuah pelataran kecil di pojok gedung dengan lokasi agak ke belakan.wah seru juga ne tempatnya..
“ayo mas dilanjut lagi.” Ajaknya
“mbak dibuka aja de bajunya, biar lebih leluasa.”pintaku
Akirnya dia membuka baju itu dengan mudah karena tinggal beberapa kancing saja yang belum terbuka. Dengan BH yang masih menempel diatas teteknya, aku mulai mengisap, memilin, menjilat dan memainkan dengan lidahku. Tanganya mulai bereaksi terhadapku, menelusurlah tangan kirinya ke selangkanganku. Mulailah dia mengelus dari luar, kemudian tak berapa lama telah masuk ke dalam celana kolorku. Di tempat itu, terdapat sumur dengan sedikit lantai kering berbahan beton yang hangat karena terkena sinar matahari seharian. Dengan perlahan aku rebahkan dia di lantai tersebut dengan Didi masih mengenyot teteknya yang kanan tanpa terusik sedikitpun. Dia memintaku melepas celana dan baju yang kupakai sehingga hanya tertinggal celdam GTman ku yang menempel. Langsung akupun rebahan di samping mbak Dewi sambil saling berciuman. Ganas juga ciumannya, lidah kami saling bertemu, mulut pun beradu sambil tangan kiriku bergerilya di dalam roknya. Bergantian aku mencium bibir dan teteknya itu sambil tangan kiri mengelus gundukan selangkangannya. Tangan kananku tak mau kalah mulai melepas kaitan BH yang masih menempel itu. Mbak Dewi juga makin liar mengelus dedekku dari luar celana dalam, kemudian karena tidak puas dia masuk ke dalam celana dalamku dan mengelus+mengocok dedekku..mantap bener rasanya, namanya juga uda pengalam kali ya?
”Dan, mbak ga bisa bangun ne, jadi tolong bukain celana dalammu ya?”
Langsung kubuka celana dalamku sambil berdiri. Kulihat dia tersenyum menatapku, ketika terlepas, menyembullah dedek yang sudah tegang ini.

”gede banget Dan?punya suami mbak aja kalah”
Dedek ku masih standar dengan ukuran 17cm, namun gendut dari pangkal ke ujung.
”masak si mbak?”tanyaku..
”mbak, aku bole minta diemut ga dedeknya?”
Sambil senyum dia mengangguk tanda mengiyakan. Aku arahkan dedekku ke mulutnya, dan langsung dijilati pelan-pelan sampai dia menelannya. Tanganku tak mau menganggur, aku raih tetek yang kanan dan dengan sedikit susah payah aku jangkau celana dalamnya yang berwarna hitam berenda pula, kemudian aku lepaskan namun dengan rok yang masih terpakai. Sambil terus menjilat dan mengulum dedekku, aku terkagum melihat vaginanya yang tercukur mulus dengan bibir merah dan sedikit menjulurkan kulitnya keluar, langsung saja aku memposisikan diri membentuk angka 69. dengan perlahan aku menjilat bibir vaginanya, aku julur-julurkan lidah ini kedalamnya secara perlahan. Sengaja aku memancing nafsunya agar terus naik, terlihat dari cara dia mengulum dedekku yang semakin liar. Disedot-sedot dengan kenceng ddedek ini sampai tertelan semuanya, ”wah hebat ne, dedekku sampai bisa ditelan abis” pikirku.

Jariku mulai ikut campur dengan lidahku, mulai aku masukkan sedikit ujung telunjukku ke miss V nya dengan terus menjilat, aku ga mau merusak vagina yang indah ini dengan tanganku. Hanya dedekku yang hanya boleh masuk lebih dalam lagi. Lenguhan mbak dewi yang terangsang dengan aksiku terdengar cukup keras, untung daerah tersebut sepi dan jarang dilewati orang. Anaknya, Didi, gak merasa terganggu dengan lenguhan mamanya itu namun tetap tertidur, mungkin ngantuk berat kali??hehehe tanpa terasa vaginanya uda basah banget dan tak berapa lama cairan benih agak putih keluar dari lubang surga tersebut, tubuh mbak Dewi agak terhentak dan mulutnya terasa sedikit menggigit dedekku. ”Pasti dia uda sampai duluan ni?” pikirku dalam hati. Aku hentikan aksiku dan aku cabut juga dedekku dari mulutnya, mbak Dewi terlihat sedikit lemas namun tetap tersenyum penuh gairah terhadapku. Aku sudah sangat terangsang dan pengen memasukkan dedek ini ke sarangnya, begitu juga mbak Dewi yang begitu terangsang melihat dedekku.

”mbak, aku bole masukin ne?”tanyaku
Dia hanya mengangguk dan tersenyum padaku. Aku lebarkan pahanya itu, dengan agak menindih aku masukkan sedikit demi sedikit dedekku ini. Aku resapi tiap jengkal kenikmatan surga ini, belum sampai setengah mbak dewi terlihat sedikit meringis.
” Pelan-pelan Dan…agak sesak ne rasanya..”
”Dan…besar sekali punyamu, tapi nikmat banget Dan!”
”terus Dan…..”sambil menggigit bibirnya
Setelah masuk seluruhnya, aku genjot dia dengan posisi MOT dan sambil aku push-up mantep banget, rasanya dalem banget dedek ini menusuknya. Mulutku tak mau kalah, mencium dan mengemut teteknya secara bergantian. Hampir 15 menit kami dalam posisi seperti ini, karena sedikit lelah akupun berubah posisi. Aku cabut dengan cepet dedekku, serr sensasinya ruaar biasa. Kemudian aku rebahkan badan ku disampingnya dan miring kekanan, aku angkat kaki kirinya ke atas kemudian dari samping aku masukkan dedekku lagi. BLESSS….dedek ini telah tenggelam lagi kedalam lubang surgawi, aku goyang pelan, sedikit bertenaga dan kenceng…..sambil mulut ini beradu dan tangan kiriku meremas puting tetek sebelah kiri. Lagi asik-asiknya tiba-tiba anaknya terbangun.

”Duh gawat ne?” kataku dalam hati. Namun mbak Dewi langsung mengelus anaknya dan mendekapnya agar tetap diam dan akirnya Didipun tertidur kembali sambil netek. Wah lengkap sudah yang mbak Dewi rasakan, uda yang bawah diganjal ama dedekku, kedua teteknya ada yang ngenyot dan mulut juga bergantian aku lumat. Erangannya semakin kuat hampir menuju puncaknya, akupun merasakan ada sesuatu yang mau menyembur dari ujung dedekku. Semakin ku percepat gerakan dedekku ke dalam vaginanya, semakin liar juga kami berciuman dan semakin ganas tanganku meremas teteknya. Setelah hampir 20 menit dalam posisi tersebut tiba-tiba aku ngerasa uda hampir sampai.
”Mbak aku mau keluar ne..”
”aku juga Dan, bareng ya…”pintanya
Aku terus mnggoyangkan dedekku dengan makin cepat, 5 menit kemudian aku sudah tak tahan lagi.
”Mbak….k…k….aku keluarrrrrrr”
”aku juga dek…k..k…”
Crot..Crot..Crot…Crot…tumpahlah semua maniku ke dalam vaginanya.ahhh…..nikmat banget rasanya, sampai ke ubun-ubun rasa nikmat itu. Tapi walau uda keluar aku tetap membiarkan dedekku di dalam vaginanya. Kami masih saling berpagutan lembut menikmati tiap centi kenikmatan yang telah kami lewati., tanganku juga masih mengelus teteknya, anaknya juga masih mengenyot tetek yang satunya secara perlahan.
”Makasih ya Dan….sensasi ini belum pernah aku dapatkan.”
”sama sama mbak, makasih juga uda diberi kehormatan mencicipi tubuh mbak.”
”udah lama aku pengen ama mbak setiap kulihat mbak neteki disini”
”nakal kamu ya Dan!!”
”mbak juga sengaja si ngeluarin tetek kok sampe dua duanya. Hehehehe”
Aku cabut dedekku, ”Ploop..” bunyinya. Setelah itu aku bangun dan memakai semua bajuku, aku kenakan lagi celana dalam mbak Dewi sambil aku berikan kecupan kecil di bibir vaginanya. ”uhh…..”lenguh mbak Dewi. Diapun mengaitkan Bhnya tanpa memakai dulu karena Didi masih netek. Kamipun masih berbincang, dan aku masih merasa pengen menghisap teteknya. Mbak Dewi mempersilahkan aku untuk tetap mencium teteknya…sampai menjelang senja akirnya kami keluar dari SD tersebut dengan Didi yang mulai terbangun. Kami pun berjanji akan mengulangnya kembali. Sungguh sensasi yang luar biasa dari seorang wanita menyusui.

Demikian seks saya dengan seorang ibu menyusui, Seks dengan ibu rumah tangga biasa yang sebelumnya hanya khayalan dan akhirnya menjadi sebuah kenyataan.

Gara-gara Maen Dokter-dokteran

February 21, 2010 · Posted in Daun Muda

Berikut kiriman cerita dewasa dari seorang wanita bernama rini, tentang kebenaran cerita kembali pada diri kita masing-masing. Namaku Rini, usiaku sekarang 23 tahun, aku bekerja sebagai salah satu karyawati di BUMN besar di Jakarta. Oh ya, kata temen-temen sih aku memiliki wajah yang cantik, dengan rambut sebahu, kulitku kuning langsat, tinggi 163 cm, dengan tubuh yang langsing dan seksi. Aku ingin menceritakan pengalaman seksku yang pertama justru dari teman baik ayahku sendiri. Peristiwa yang tak kuduga ini terjadi ketika aku baru saja akan masuk kelas 2 SMP, ketika aku masih tinggal di Yogya. Teman ayah itu bernama Om Bayu dan aku sendiri memanggilnya Om. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan Om Bayu, ia sudah dianggap seperti saudara sendiri di rumahku. Om Bayu wajahnya sangat tampan, wajahnya tampak jauh lebih muda dari ayahku, karena memang usianya berbeda agak jauh. Usia Om Bayu ketika itu sekitar 28 tahun. Selain tampan, Om Bayu memiliki tubuh yang tinggi tegap dengan dada yang bidang.

Kejadian ini bermula ketika liburan semester. Waktu itu kedua orang tuaku harus pergi ke Madiun karena ada perayaan pernikahan saudara. Karena kami dan Om Bayu cukup dekat, maka aku minta kepada orang tuaku untuk menginap saja di rumah Om Bayu yang tidak jauh dari rumahku selama 5 hari itu. Om Bayu sudah menikah, tetapi belum punya anak. Istrinya adalah seorang karyawan perusahaan swasta, sedangkan Om Bayu tidak mempunyai pekerjaan tetap. Dia adalah seorang makelar mobil. Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-ria, setelah istri Om Bayu pergi ke kantor. Om Bayu sendiri karena katanya tidak ada order untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah sambil menunggu telepon kalau-kalau ada langganannya yang mau mencari mobil. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain bermacam permainan seperti halma atau monopoli, karena memang Om Bayu orangnya sangat pintar bergaul dengan siapa saja.

Ketika suatu hari, setelah makan siang, tiba-tiba Om Bayu berkata kepadaku, “Rin… kita main dokter-dokteran yuk.., sekalian Rini, Om periksa beneran, mumpung gratis”.

Memang kata ayah dahulu Om Bayu pernah kuliah di fakultas kedokteran, namun putus di tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya kuliah.

“Ayoo…”, sambutku dengan polos tanpa curiga.

Kemudian Om Bayu mengajakku ke kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari lemarinya, rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya ketika kuliah dulu.

“Nah Rin, kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang”.

Mula-mula aku agak ragu-ragu. Tapi setelah melihat mukanya yang bersungguh-sungguh akhirnya aku menurutinya.

“Baik Om”, kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai hendak berbaring.

Namun Om Bayu bilang, “Lho… BH-nya sekalian dibuka dong.. biar Om gampang meriksanya”.

Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya aku membuka BH-ku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal.

“Wah… kamu memang benar-benar cantik Rin…”, kata Om Bayu.

Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku dan aku hanya tertunduk malu.

Setelah telentang di atas ranjang, dengan hanya memakai rok mini saja, Om Bayu mulai memeriksaku. Mula-mula ditempelkannya stetoskop itu di dadaku, rasanya dingin, lalu Om Bayu menyuruhku bernafas sampai beberapa kali, setelah itu Om Bayu mencopot stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum kepadaku, tangannya menyentuh lenganku, lalu mengusap-usapnya dengan lembut.

“Waah… kulit kamu halus ya, Rin… kamu pasti rajin merawatnya”, katanya.

Aku diam saja, aku hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut Om Bayu. Kemudian usapan itu bergerak naik ke pundakku. Setelah itu tangan Om Bayu merayap mengusap perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku diusap-usapnya, sentuhan Om Bayu benar-benar terasa lembut. Dan lama-kelamaan terus terang aku mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya, sampai-sampai bulu tanganku merinding dibuatnya. Lalu Om Bayu menaikkan usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang masih mengkal itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap buah dadaku. Ih… baru kali ini aku merasakan yang seperti itu, rasanya halus, lembut, dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tidak lama kemudian, Om Bayu menghentikan usapannya. Dan aku kira… yah hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian Tom Bayu bergerak ke arah kakiku.

“Nah.. sekarang Om periksa bagian bawah yah…”, katanya.

Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku agak terangsang, aku hanya bisa mengangguk pelan saja. Saat itu aku masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba Om Bayu menarik dan meloloskan celana dalamku. Tentu saja aku keget setengah mati.

“Ih… Om kok celana dalam Rini dibuka…?”, kataku dengan gugup.

“Lho… kan mau diperiksa.. pokoknya Rini tenang aja…”, katanya dengan suara lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Om Bayu penuh dengan maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om Bayu, dia duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkedip menatap vaginaku yang masih mungil, dengan bulu-bulunya yang masih sangat halus dan tipis. Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku menumpang di atas pahanya. Lalu Om Bayu mulai mengelus-elus betisku, halus dan lembut sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan meraba-raba pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam. Hiii… aku jadi merinding rasanya.

“Ooomm…”, suaraku lirih.

“Tenang sayang.. pokoknya nanti kamu merasa nikmat…”, katanya sambil tersenyum.

Om Bayu lalu mengelus-elus selangkanganku, perasaanku jadi makin tidak karuan rasanya. Kemudian dengan jari telunjuknya yang besar, Om Bayu menggesekkannya ke bibir vaginaku dari bawah ke atas.

“Aahh… Oooomm…”, jeritku lirih.

“Sssstt… hmm… nikmat.. kan…?”, katanya.

Mana mampu aku menjawab, malahan Om Bayu mulai meneruskan lagi menggesekkan jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin tidak karuan, aku menggelinjang-gelinjang, menggeliat-geliat kesana kemari.

“Ssstthh… aahh… Ooomm… aahh…”, eranganku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Vaginaku rasanya sudah basah sekali karena aku memang benar-benar sangat terangsang sekali.

Setelah Om Bayu merasa puas dengan permainan jarinya, dia menghentikan sejenak permainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati wajahku. Aku yang belum berpengalaman sama sekali, dengan pikiran yang antara sadar dan tidak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Wajahnya semakin dekat, kemudian bibirnya mendekati bibirku, lalu ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli, lembut, dan basah. Namun Om Bayu bukan hanya mengecup, ia lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya. Hiii… rasanya jadi makin geli… apalagi ketika lidah Om Bayu memancing lidahku, sehingga aku tidak tahu kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah Om Bayu saling bermain, membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin nikmat kegelian.

Kemudian Om Bayu mengangkat wajahnya dan memundurkan badannya. Entah permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aku toh sudah pasrah. Dan eh… gila… tiba-tiba badannya dimundurkan ke bawah dan Om Bayu tengkurap diantara kedua kakiku yang otomatis terkangkang. Kepalanya berada tepat di atas kemaluanku dan Om Bayu dengan cepat menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku. Kedua pahaku dipegangnya dan diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala Om Bayu. Aku sangat terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi kedua tangannya memegang pahaku dengan kuat, lalu tanpa sungkan-sungkan lagi Om Bayu mulai menjilati bibir vaginaku.

“Aaa… Ooomm…!”, aku menjerit, walaupun lidah Om Bayu terasa lembut, namun jilatannya itu terasa menyengat vaginaku dan menjalar ke seluruh tubuhku. Namun Om Bayu yang telah berpengalaman itu, justru menjilati habis-habisan bibir vaginaku, lalu lidahnya masuk ke dalam vaginaku, dan menari-nari di dalam vaginaku. Lidah Om Bayu mengait-ngait kesana kemari menjilat-jilat seluruh dinding vaginaku. Tentu saja aku makin menjadi-jadi, badanku menggeliat-geliat dan terhentak-hentak, sedangkan kedua tanganku mencoba mendorong kepalanya dari kemaluanku. Akan tetapi usahaku itu sia-sia saja, Om Bayu terus melakukan aksinya dengan ganas. Aku hanya bisa menjerit-jerit tidak karuan.

“Aahh… Ooomm… jaangan… jaanggann… teeerruskaan… ituu… aa… aaku… nndaak… maauu.. geellii… stooopp… tahaann… aahh!”.

Aku menggelinjang-gelinjang seperti kesurupan, menggeliat kesana kemari antara mau dan tidak. Biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli bercampur dengan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi seluruh badanku. Om Bayu dengan kuat memeluk kedua pahaku diantara pipinya, sehingga walaupun aku menggeliat kesana kemari namun Om Bayu tetap mendapatkan yang diinginkannya. Jilatan-jilatan Om Bayu benar-benar membuatku bagaikan orang lupa daratan. Vaginaku sudah benar-benar banjir dibuatnya. Hal ini membuat Om Bayu menjadi semakin liar, ia bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot vaginaku. Cairan lendir vaginaku bahkan disedot Om Bayu habis-habisan. Sedotan Om Bayu di vaginaku sangat kuat, membuatku jadi semakin kelonjotan.

Kemudian Om Bayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir vaginaku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa maksud Om Bayu, rupanya Om Bayu mengincar clitorisku. Dia menjulurkan lidahnya lalu dijilatnya clitorisku.

“Aahh…”, tentu saja aku menjerit keras sekali. Aku merasa seperti kesetrum karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku merasakannya, aku sampai mengangkat pantatku. Om Bayu malah menekan pahaku ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati clitorisku sambil dihisap-hisapnya.

“Aa… Ooomm… aauuhh… aahh… !”, jeritku semakin menggila.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang teramat sangat, yang ingin keluar dari dalam vaginaku, seperti mau pipis, dan aku tak kuat menahannya, namun Om Bayu yang sepertinya sudah tahu, malahan menyedot clitorisku dengan kuatnya.

“Ooomm… aa… !”, tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Bayu dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan vaginaku banyak sekali, dan tampaknya Om Bayu tidak menyia-nyiakannya. Disedotnya vaginaku, dihisapnya seluruh cairan vaginaku. Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lemas sekali. Aku tergolek lemas.

Om Bayu kemudian bangun dan mulai melepaskan pakaiannya. Aku, yang baru pertama kali mengalami orgasme, merasakan badanku lemas tak bertenaga, sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan oleh Om Bayu. Mula-mula Om Bayu membuka kemejanya yang dilemparkan ke sudut kamar, kemudian secara cepat dia melepaskan celana panjangnya, sehingga sekarang dia hanya memakai CD saja. Aku agak ngeri juga melihat badannya yang tinggi besar itu tidak berpakaian. Akan tetapi ketika tatapan mataku secara tak sengaja melihat ke bawah, aku sangat terkejut melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh CD-nya, mencuat ke depan. Kedua tangan Om Bayu mulai menarik CD-nya ke bawah secara perlahan-lahan, sambil matanya terus menatapku.

Pada waktu badannya membungkuk untuk mengeluarkan CD-nya dari kedua kakinya, aku belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu Om Bayu berdiri tegak, darahku mendadak serasa berhenti mengalir dan mukaku menjadi pucat karena terkejut melihat benda yang berada diantara kedua paha atas Om Bayu. Benda tersebut bulat, panjang dan besar dengan bagian ujungnya yang membesar bulat berbentuk topi baja tentara. Benda bulat panjang tersebut berdiri tegak menantang ke arahku, panjangnya kurang lebih 20 cm dengan lingkaran sebesar 6 cm bagian batangnya dilingkarin urat yang menonjol berwarna biru, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan warna merah kehitam-hitaman mengkilat dan pada bagian tengahnya berlubang dimana terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang disebut kemaluan laki-laki, tampaknya menyeramkan. Aku menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan Om Bayu terhadapku dengan kemaluannya itu.

Melihat ekspresi mukaku itu, Om Bayu hanya tersenyum-senyum saja dan tangan kirinya memegang batang kemaluannya, sedangkan tangan kanannya mengelus-elus bagian kepala kemaluannya yang kelihatan makin mengkilap saja. Om Bayu kemudian berjalan mendekat ke arahku yang masih telentang lemas di atas tempat tidur. Kemudian Om Bayu menarik kedua kakiku, sehingga menjulur ke lantai sedangkan pantatku berada tepat di tepi tempat tidur. Kedua kakiku dipentangkannya, sehingga kedua pahaku sekarang terbuka lebar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena badanku masih terasa lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yang sedang dilakukan oleh Om Bayu.

Kemudian dia mendekat dan berdiri tepat diantara kedua pahaku yang sudah terbuka lebar itu. Dengan berlutut di lantai di antara kedua pahaku, kemaluannya tepat berhadapan dengan kemaluanku yang telah terpentang itu. Tangan kirinya memegang pinggulku dan tangan kanannya memegang batang kemaluannya. Kemudian Om Bayu menempatkan kepala kemaluannya pada bibir kemaluanku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala kemaluannya yang besar itu mulai digosok-gosokannya sepanjang bibir kemaluanku, sambil ditekannya perlahan-lahan. Suatu perasaan aneh mulai menjalar ke keseluruhan tubuhku, badanku terasa panas dan kemaluanku terasa mulai mengembung. Aku agak menggeliat-geliat kegelian atas perbuatan Om Bayu itu dan rupanya reaksiku itu makin membuat Om Bayu makin terangsang. Dengan mesra Om Bayu memelukku, lalu mengecup bibirku.

“Gimana Rin… nikmat kan…?”, bisik Om Bayu mesra di telingaku, namun aku sudah tak mampu menjawabnya. Nafasku tinggal satu-satu, aku hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aku sudah tidak berdaya diperlakukan begini oleh Om Bayu dan tidak pernah kusangka, karena sehari-hari Om Bayu sangat sopan dan ramah.

Selanjutnya tangan Om Bayu yang satu merangkul pundakku dan yang satu di bawah memegang penisnya sambil digosok-gosokkan ke bibir kemaluanku. Hal ini makin membuatku menjadi lemas ketika merasakan kemaluan yang besar menyentuh bibir kemaluanku. Aku merasa takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan Om Bayu, di samping pula ada perasaan bingung yang melanda pikiranku. Kemaluan Om Bayu yang besar itu sudah amat keras dan kakiku makin direnggangkan oleh Om Bayu sambil salah satu dari pahaku diangkat sedikit ke atas. Aku benar-benar setengah sadar dan pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa. Kepala kemaluannya mulai ditekan masuk ke dalam lubang kemaluanku dan dengan sisa tenaga yang ada, aku mencoba mendorong badan Om Bayu untuk menahan masuknya kemaluannya itu, tapi Om Bayu bilang tidak akan dimasukkan semua cuma ditempelkan saja. Saya membiarkan kemaluannya itu ditempelkan di bibir kemaluanku.

Tapi selang tak lama kemudian perlahan-lahan kemaluannya itu ditekan-tekan ke dalam lubang vaginaku, sampai kepala penisnya sedikit masuk ke bibir dan lubang vaginaku. Kemaluanku menjadi sangat basah, dengan sekali dorong kepala penis Om Bayu ini masuk ke dalam lubang vaginaku. Gerakan ini membuatku terkejut karena tidak menyangka Om Bayu akan memasukan penisnya ke dalam kemaluanku seperti apa yang dikatakan olehnya. Sodokan penis Om Bayu ini membuat kemaluanku terasa mengembang dan sedikit sakit. Seluruh kepala penis Om Bayu sudah berada di dalam lubang kemaluanku dan selanjutnya Om Bayu mulai menggerakkan kepala penisnya masuk dan keluar dan selang sesaat aku mulai menjadi biasa lagi. Perasaan nikmat mulai menjalar ke seluruh tubuhku, terasa ada yang mengganjal dan membuat kemaluanku serasa penuh dan besar.

Tanpa sadar dari mulutku keluar suara, “Ssshh… ssshh… aahh… ooohh… Ooomm… Ooomm… eennaak… eennaak… !”

Aku mulai terlena saking nikmatnya dan pada saat itu, tiba-tiba Om Bayu mendorong penisnya dengan cepat dan kuat, sehingga penisnya menerobos masuk lebih dalam lagi dan merobek selaput daraku dan akupun menjerit karena terasa sakit pada bagian dalam vaginaku oleh penis Om Bayu yang terasa membelah kemaluanku.

“Aadduuhh… saakkiiitt… Ooomm… sttooopp… sttooopp… jaangaan… diterusin”, aku meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong badan Om Bayu, tapi sia-sia saja.

Om Bayu mencium bibirku dan tangannya yang lain mengelus-elus buah dadaku untuk menutupi teriakan dan menenangkanku. Tangannya yang lain menahan bahuku sehingga aku tidak dapat berkutik. Badanku hanya bisa menggeliat-geliat dan pantatku kucoba menarik ke atas tempat tidur untuk menghindari tekanan penis Om Bayu ke dalam liang vaginaku. Tapi karena tangan Om Bayu menahan pundakku maka aku tidak dapat menghindari masuknya penis Om Bayu lebih dalam ke liang vaginaku. Rasa sakit masih terasa olehku dan Om Bayu membiarkan penisnya diam saja tanpa bergerak sama sekali untuk membuat kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang besar itu.

“Om… kenapa dimasukkan semua… kan… janjinya hanya digosok-gosok saja?”, kataku dengan memelas, tapi Om Bayu tidak bilang apa-apa hanya senyum-senyum saja.

Aku merasakan kemaluan Om Bayu itu terasa besar dan mengganjal rasanya memadati seluruh relung-relung di dalam vaginaku. Serasa sampai ke perutku karena panjangnya penis Om Bayu tersebut. Waktu saya mulai tenang, Om Bayu kemudian mulai memainkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya memompa kemaluanku. Badanku tersentak-sentak dan menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar suara, “Ssshh… ssshh… ooohh… ooohh…”

Dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda keseluruhan tubuhku. Bayangan hitam menutupi seluruh pandanganku. Sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar di mataku. Sensasi itu sudah tidak bisa dikendalikan lagi oleh pikiran normalku. Seluruh tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak. Buah dadaku terasa mengeras dan puting susuku menegang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku terlonjak-lonjak di atas tempat tidur. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari-jariku menggengam alas tempat tidur erat-erat. Tubuhku bergetar, mengejang, meronta di bawah tekanan tubuh Om Bayu ketika aku mengalami orgasme yang dahsyat. Aku merasakan kenikmatan berdesir dari vaginaku, menghantarkan rasa nikmat ke seluruh tubuhku selama beberapa detik. Terasa tubuhku melayang-layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak berdaya, tergeletak lemah di atas tempat tidur dengan kedua tangan yang terentang dan kedua kaki terkangkang menjulur di lantai.

Melihat keadaanku, Om Bayu makin terangsang. Dengan ganasnya dia mendorong pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat sehingga seluruh batang penisnya terbenam dalam kemaluanku. Aku hanya bisa menggeliat lemah karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa clitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang penisnya yang besar dan berurat itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperikan. Hampir sejam lamanya Om Bayu mempermainkanku sesuka hatinya. Dan saat itu pula aku beberapa kali mengalami orgasme. Dan setiap itu terjadi, selama 1 menit aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat penis Om Bayu, sampai akhirnya pada suatu saat Om Bayu berbisik dengan sedikit tertahan.

“Ooohh… Riiinn… Riiinnn… aakkuu… maau… keluar!.. Ooohh… aahh… hhmm… ooouuhh!”.

Tiba-tiba Om Bayu bangkit dan mengeluarkan penisnya dari vaginaku. Sedetik kemudian… cret… crett… crett… spermanya berloncatan dan tumpah tepat di atas perutku. Tangannya dengan gerakan sangat cepat mengocok-ngocok batang penisnya seolah ingin mengeluarkan semua spermanya tanpa sisa.

“Aahh…”, Om Bayu mendesis panjang dan kemudian menarik napas lega.

Dibersihkannya sperma yang tumpah di perutku. Setelah itu kami tergolek lemas sambil mengatur napas kami yang masih agak memburu sewaktu mendaki puncak kenikmatan tadi. Dipandanginya wajahku yang masih berpeluh untuk kemudian disekanya. Dikecupnya lembut bibirku dan tersenyum.

“Terima kasih sayang…”, bisik Om Bayu dengan mesra. Dan akhirnya aku yang sudah amat lemas terlelap di pelukan Om Bayu.

Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang. Perasaan-perasaan aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Om Bayu telah berupaya menenangkanku dengan lembut. Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi. Memang kalau diingat-ingat sebenarnya nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah Om Bayu, tentu saja aku malu mengatakannya. Aku hanya pura-pura ngobrol kesana kemari, sampai akhirnya Om Bayu menawarkan lagi untuk main-main seperti kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu-malu. Begitulah kisah pengalamanku, ketika pertama kalinya aku merasakan kenikmatan hubungan seks.

Demikian cerita kami, nantikan lagi cerita-cerita dewasa yang lain yang tentunya lebih baru dan segar

Rabu, 16 Desember 2009

Pengalaman Making Love Pertama gw

Namaku Bunga, sekarang umurku sudah 26 tahun, sulung dari tiga bersaudara yang smuanya wanita . Tinggi badanku 170 cm, cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita. Bentuk tubuhku langsing dan sexy, wajahku juga terbilang cukup cantik hingga sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar gw sudah menjadi primadona di sekolahku. Sekarang Statusku masih single. Tapi bukan berarti gw masih seorang gadis lho, karena gw memang sudah tidak perawan lagi. Keperawananku sudah kupersembahkan pada teman kuliahku yang kisahnya akan kupersembahkan pada tulisanku kali ini, namun terlebih dahulu akan gw paparkan sedikit tentang diriku sebagai prolog.

Biasanya para kaum wanita kalau berkuliah kebanyakan suka memakai celana panjang, namun gw lebih suka tetap memakai rok saja untuk bawahannya kalau sedang ke kampus. Rokku mini sekali dengan bawahan yang lebar, bentuknya seperti yang biasa dipakai oleh para cheerleader (pemandu sorak). Yang membedakan hanya dalamannya saja, biasanya para cheerleader masih menggunakan celana pendek di dalamnya walau agak mini untuk membungkus celana dalam yang mereka pakai. Bedanya dengan diriku, gw tidak pernah memakai penutup lain untuk menutupi bagian tubuhku yang paling vital kecuali celana dalam.

celana dalam yang kupakai sangat mini dan sexy, bentuknya G String dua jenis, yang satu model berenda dan yang satu lagi model tali tang terbuat dari nylon. Sexy sekali karena hanya ada seutas yang melingkari pinggangku, bedanya hanya yang tali nylon dengan ikatan di kiri kanan pinggangku, selebihnya sama saja ada bagian yang hanya selebar ukuran satu jari turun dari belakang pinggang mengitari selangkangan melalui belahan pantatku. Hanya ada secarik kain yang lebarnya tidak lebih dari ukuran dua jari di bagian depan yang fungsinya hanya mampu menutupi lubang Memek ku. Yang berenda berbentuk hati kecil ada renda di pinggirannya, sedang yang model bertali, bentuk penutup bagian depannya berbentuk segitiga kecil, tipis dari bahan sutera.

Sebagai atasannya gw lebih sering memakai hem lengan pendek agak longgar. Kupilih ini karena gw memang tidak pernah memakai BH di dalamnya. Seperti kisahku terdahulu, gw memang sejak kecil tidak suka dan tidak pernah memakai BH hingga tak heranlah sampai detik ini gw juga tidak mengetahui berapa besar ukuran Susuku.

Payudar gw tidak terlalu besar. Ukurannya sedang-sedang saja tetapi bentuknya cantik dan padat. Warna puting susuku dan sekitarnya merah muda sedikit kecoklatan, sungguh menggairahkan sekali. Untuk yang satu ini gw sering mendapat pujian dari kaum lelaki yang sudah pernah melihat atau meremas susuku.

Terus terang dosenku yang cowok sering kali harus menelan ludah apa bila melihat penampilanku. Apa lagi saat melihatku duduk dengan berpangku kaki hingga bagian atas pahaku tersingkat sedikit ke atas. Pahaku yang mulus itu juga ditumbuhi bulu-bulu halus yang menurut istilah beberapa orang temanku, itu namanya bulu-bulu monyet.

gw kuliah di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, mengambil jurusan kedokteran hewan dan saat ini gw sudah menjadi seorang dokter hewan yang magang di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Kali ini gw ingin menuliskan kisahku tentang pengalaman pertamaku bercinta sungguhan (making Love) yang kulakukan saat masih duduk di bangku kuliah.

gw berkenalan dengan seorang mahasiswa yang juga mengambil jurusan yang sama denganku, namanya Wahyu asal Surabaya juga, namun akhirnya Wahyu tidak meneruskan kuliahnya karena patah hati denganku. Sekarang entah Wahyu ada dimana gw sendiri juga tidak pernah tahu.

Hubunganku dengan Wahyu akrab sekali, sehingga pertama kali gw melakukan hubungan sex yang sebenarnya juga dengannya. Kupersembahkan kegadisanku pada Wahyu yang betul-betul sangat mencintaiku. Namun gw masih tidak ingin melanjutkan hubungan itu dengan serius karena apa yang kulakukan bersama Wahyu bagiku hanyalah suatu pelampiasan atas kebutuhan biologisku saja.

Hal ini rupanya membuat Wahyu patah hati dan akhirnya drop out dari kampus, dan entah kini kemana dia gw juga tidak pernah mendengar kabar beritanya lagi sejak kami berpisah dulu. Kalau kebetulan Wahyu yang kumaksud sedang membaca kisahku ini, gw mohon maaf padamu, karena gw memang belum bisa jatuh cinta dengan siapapun hingga saat ini.

Hubunganku dengan Wahyu sebenarnya biasa saja seperti remaja lain saat berpacaran. Kami sering berciuman baik di mobil, di kampus maupun di rumah, pokoknya di mana saja kalau ada kesempatan untuk melakukannya. Kami juga sering saling meraba bagian-bagian sensitif kami. Lebih sering Wahyu mengajakku ke rumahnya yang keadaannya memang selalu sepi itu, karena Wahyu adalah anak tunggal yang kedua orang tuanya selalu sibuk di luar, jadi sekali lagi praktis rumah Wahyu yang tidak terlalu besar di kawasan Ngagel itu selalu dalam keadaan sepi.

Hal ini sangat menguntungkan bagi kami berdua. Di rumahnya itulah gw pertama kalinya merasakan nikmatnya making Love. Kami bercumbu, berciuman di atas tempat tidur di kamar Wahyu. Mulut Wahyu menciumi bibirku yang mungil dan tipis, lumatannya membuatku sangat bergairah sekali.

Sambil melumat bibirku, jari tangan Wahyu melepaskan kancing bajuku satu persatu hingga terlepas semua dan langsung ditanggalkannya hem yang kukenakan hingga bagian atas tubuhku terbuka polos tanpa sehelai benang pun. Wahyu langsung memegang dan meremas-remas susu ku hingga gw jadi sangat terangsang oleh perlakuannya.

Kulepas dengan menarik ke atas kaos yang dipakai Wahyu dan dia pun membantu untuk melepaskannya. Selanjutnya kubuka kancing celana jeans yang ia pakai, kuturunkan gespernya dan Wahyu pun membantu untuk melepaskan sendiri celana yang masaih ia kenakan berikut celana dalam-nya sehingga Wahyu terlebih dahulu telanjang bulat di hadapanku.

Lalu kuraba seluruh bagian tubuhnya, kuraih batang kemaluannya yang sudah mengeras dan berdiri tegak bagaikan tugu pahlawan. gw merasa sedikit aneh karena tanganku tidak menyentuh bulu kemaluan Wahyu. Rupanya Wahyu rajin mencukur habis bulu kemaluannya sehingga bagian kemaluannya tampak bersih dan polos. Hanya ada sedikit bulu di bagian tertentu saja. Ada bagian yang terasa sedikit kasar karena bulu-bulu kemaluannya mulai tumbuh, sehingga ujung-ujungnya yang tajam terasa sedikit kasar bila tersentuh, namun ini justru membuat rangsangan tersendiri bagiku. Penis Wahyu lumayan besar dan panjang, diameternya sekitar 6 cm dengan panjangnya sekitar 17 cm.

Mulut Wahyu menjelajahi wajahku hingga seluruh bagian leher dan telingaku. Lidahnya dijulurkan menjilati seluruh bagian leherku. Sesekali Wahyu memberikan kecupan di leherku dan lidahnya menjalar ke bagian belakang telingaku. Lubang telingaku pun tak luput dari sapuan lidahnya. Tangannya membuka pengait rok miniku dan kini kubantu memerosotkannya dengan bantuan kedua kakiku. Tangan Wahyu langsung meraba bagian luar celana dalam yang kupakai. Ikatan tali nylon G Stringku di samping pinggang ditariknya sehingga terlepas sudah penutup akhir di tubuhku dan celana dalam-ku dilempar jauh ke lantai.

Kini kami sudah sama-sama bugil, telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh kami lagi. Lalu kami saling bergumul, bibir kami kembali saling lumat dan tangan kami pun saling meraba bagian sensitif lawan masing-masing. Nafsu birahiku naik ke ubun-ubun rasanya. Memek ku yang sudah basah sejak tadi jadi menjadi semakin basah saja.

Cairan bening yang mengalir keluar dari dalam liang Memek seakan tak terbendung lagi, semakin lama alirannya semakin deras saja. Entah sudah berapa banyak cairan kenikmatanku keluar membanjir hingga sekitar selangkanganku. Kemudian kuraih batang kemaluan Wahyu sambil kukocok-kocokkan dengan sedikit kasar karena menahan gejolak rangsangan yang kualami.

Mulut Wahyu mencium bagian susu gw. Kedua susu ku dicium dan dijilatinya secara bergantian. Lidahnya menyapu rata puting susuku. Ujung putingku dijilat dan dihisapnya sehingga menimbulkan rasa geli bercampur nikmat. Tangan Wahyu mulai menelusuri selangkanganku, seluruh bagian luar kemaluanku pun tidak luput dari belaian tangannya.

Jari-jarinya digaruk-garukkan di belahan bibir memek ku, hingga gw sedikit mendesah tertahan. Ujung jari tangan Wahyu mulai memainkan klitorisku. Ujung klitorisku sedikit ditekan dengan ujung jarinya kemudian digesek-gesekkan secara teratur hingga gw mengaduh tapi bukan karena kesakitan.

Aa.. Aacch! pekikku nyaring sambil menggeliat tidak karuan.

Rupanya gw telah mencapai orgasme hingga lendirku menyembur memenuhi bagian dalam liang senggamaku. Dapat kurasakan memek mengedut sambil melepas lendir. Wahyu semakin bergairah mencium dan menjilati bagian depan tubuhku. Jilatannya mengarah turun ke bawah menyapu setiap jengkal kulit tubuhku. Perut hingga lubang pusarku disapu dengan lidahnya. Dia semakin ke bawah ke arah paha, kembali naik ke atas menjilati bagian dalam paha, semakin naik lagi hingga pangkal paha, kemudian bibirnya menciumi bibir memek ku. Dengan tanpa sedikit pun merasa jijik Wahyu menjilati dan menelan cairan lendir bening dari memekku.

Bibirnya mengulum bibir memek ku dan lidahnya dijulurkan di antara belahan bibir memek ku. Dapat kurasakan ujung lidahnya menyeruak masuk ke dalam liang memek ku sambil sesekali menyentuh dinding luar memek ku yang kembali membasah lagi. Lidah Wahyu menyapu ujung klitoris lalu mulutnya dibenamkan ke memek ku sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Aku kembali tidak mampu membendung gelombang orgasmeku yang mengulung-gulung liar dari dalam tubuhku. Kujambak rambut Wahyu yang kepalanya masih membenam di selangkanganku. Kutarik kepalanya agar lebih terbenam lagi di selangkanganku, kujepit kepalanya sambil kurasakan semburan lendir kembali membasahi liang memek ku.

Wahyu kembali menjilat dan menelan habis cairan yang keluar dari dalam liang memek ku sebelum dia merambat naik kembali melumat bibirku sambil memegang dan mengarahkan batang kemaluannya di depan liang memek ku. Digesek-gesekkan sebentar kepala kemaluannya di belahan bibir memek ku, baru kemudian didorongnya sedikit hingga kepala kemaluannya mulai memasuki liang memek ku.

uhhhhhh..! Sakit..! Pelan dong! jeritku menahan sakit yang bercampur nikmat.

Wahyu memberiku waktu untuk menarik napas sejenak, kemudian kembali dia mendorongkan batang kemaluannya agar masuk sedikit lebih dalam lagi.

ohhhhhh.. Uuhh! Aduuh..! jeritku kembali menahan rasa perih di dalam liang memek ku.

Wahyu bukannya menarik keluar batang kemaluannya dari dalam liang memek ku, tetapi dia malah menekan lebih dalam lagi, dan tekanannya se makin kuat dan akhirnya..

Crottttttt.. Uu.. Uucch! Sleep..! Aa.. Aacch! Sleep..! Oo.. Oohhh! suara desahanku seakan bersahutan dengan suara pompaan batang kemaluan Wahyu.

Rasa sakit yang kualami juga sudah semakin menghilang bersamaan dengan deru pompaan batang kemaluan Wahyu yang memompa liang memek ku yang semakin lama semakin kencang. Aku rasanya benar-benar hampir pingsan, tidak tahu harus berbuat apa dan harus bagaimana. Aku tidak mampu melukiskan kenikmatan yang kualami saat itu dengan kata-kata.

Yang kuingat adalah akhirnya kami mengalami orgasme yang waktunya hampir bersamaan. Dan sejak saat itu kami jadi rutin melakukan hubungan seperti itu lagi. Aku benar-benar suka dan menikmatinya, hampir secara rutin tiga kali seminggu kami melakukan making Love, dimana saja, kapan saja seperti minum minuman ringan saja.

Thanks Bunga

Ngentot 2 Mahasiswi

Cerita Sex kali ini berdasar kisah nyata seorang sahabat kami. Saya punya sahabat sebut saja Oka ( nama samaran )asal Bali. Kami kuliah Surabaya. Pengalaman ini terjadi saat kami mengawali kuliah dan bersama dalam satu kontrakan. Suka duka kami lalui bersama sampai dalam hal pacaran pun kami saling membantu dalam berbagai hal. Hingga suatu waktu Oka mendapatkan seorang pujaan hati sebut saja Restu ( nama samaran juga), Restu setiap hari diantar jemput kalau kuliah karena mereka satu kampus dan kebetulan kontrakan Oka berdekatan dengan kost tempat tinggal Restu. Mereka berdua bagaikan Romeo dan Juliet. Dimana ada Oka di situ ada Restu. Hubungan mereka pun semakin akrab dan intim.

Suatu ketika, malam Minggu tepatnya Restu minta diantar ke tempat sahabatnya yang sedang merayakan ulang tahun. Acara sangat meriah sekali, hingga jam 12 Malam acara masih berlangsung. Tetapi Restu mengajak oka untuk pulang , karena waktu yang sudah kelewat malam. Sebenarnya Oka pun menolak karena begitu meriahnya pesta ulang tahun temannya Restu tersebut. Dan akhirnya Oka pun menyanggupi untuk segera mengantar pulang Restu, malam semakin larut dan udara dingin pun menyelimuti dan menghembus sepoi-sepoi dalam deru sepeda motor Varionya Oka, Sesampai di kost tempat Restu ternyata pintu gerbang Kosnya sudah dikunci, padahal Restu sudah pesan kepada Ibu kostnya agar pintu jangan dikunci!. Dan akhirnya Oka pun kasih solusi.
“Restu.. gimana kalau tidur saja di kontrakanku,” kata Oka.
Restu terdiam sejenak ( pura pura malu).
“Gimana ya.. aku kan enggak enak sama temen temanmu Oka,” jawab Restu.
“Itu bisa diatur, nanti yang penting kamu mau tidak, dari pada tidur di jalan,” kata Oka sambil senyum.
“Ayolah keburu dilihat orang kan nggak enak di jalanan seperti ini Res,” kata Oka.

Restu pun menyetujinya, mereka pun bergegas menuju kontrakan Oka... Sesampainya di rumah kontrakan tampak sunyi dan hanya hembusan angin malam karena sahabat-sahabat Oka pada malam mingguan dan tidak ada yang pulang di rumah kontrakan.
“Ayo masuk, kok diam saja,” kata Oka menyapa Restu.
“Sahabat-sahabatmu dimana Oka?” tanya Restu.
“Mereka kalau malam Minggu jarang tidur di rumah,” jawab Oka.
“Ooo gitu,” jawab Restu.

Akhirnya Restu dipersilakan istirahat di kamar Oka.
“Nan, selamat bobok ya..” kata Oka.
Restu pun tampak kelelahan dan tertidur pulas. Setengah jam kemudian Oka kembali ke kamarnya untuk melihat Restu dan sengaja kunci pintu kamar tidak diberikan kepada Restu, tapi betapa kagetnya Oka melihat Restu tidur hanya menggunakan BH dan celana dalam, karena saat itu posisi tubuh Restu miring hingga selimut yang menutupi tubuhnya bagian punggung tersingkap! Kontolnya oko pun seketika langsung ngaceng saat itu

Entah setan mana yang menyusup di benak Oka. Oka pun langsung mendekat ke arah Restu, dengan tenangnya Oka langsung mencium bibir Restu. Restu pun terbangun.
“Apa-apaan kamu Oka?” jawab Restu sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
Tanpa pikir panjang Oka langsung menarik selimut dan Oka pun langsung menindih Restu yang hanya mengenakan pakaian dalam saja. Restu meronta-ronta dan Oka pun tidak menggubris, ia berusaha melepas BH dan CD-nya. Tenaga Oka lebih kuat hingga akhirnya BH dan CD Restu terlepas dengan paksa oleh Oka. Nampak jelas buah dada Restu dan bulu lembut memeknya. Restu kelelahan tanpa daya dan hanya menangis memohon kepada Oka. Oka tetap melakukan aksinya dengan meraba dan mencium semua tubuh Restu tanpa terlewatkan. Restu terus memohon, Oka pun tak mengiraukannya.

Dan setelah puas menciumi memek Restu, Oka melakukan aksi lebih brutal. Ia mengangkat kedua kaki Restu di atas perut dan dengan cepat Oka mencoba memasukkan kontolnya ke dalam memek imout Restu.
Restu menjerit tertahan dan hanya isak tangis yang terdengar, “Kumohon Oka, hentikan!” seru Restu dalam isak tangisnya.
Dan kontol Oka masuk dalam memek Restu walaupun di awal masuknya cukup sulit.
Oka pun mulai menggoyang pinggulnya hingga kontolnya terkocok di dalam memek Restu. Darah segar pun keluar dari liang jinak Restu, ia pun terus memohon.
“uuuuuuuh.. uhhhhhhh.. hentikan Oka..!” desah Restu.
Tampak sekali wajah Restu menunjukkan kelelahan, dan sekarang hanya terdengar erangan kenikmatan di antara kedua insan ini.
“ooh.. ooooh.. ooooh..” Oka pun terus mengocok kontolnya dalam memek Restu dan beberapa saat kemudian terasa Oka akan mengeluarkan sperma, ia pun langsung mencabut dan mengocoknya dari luar dan.. “Croot.. Croot.. crottttt..” sperma Oka muncrat tepat di bibir dan sekitar wajah mulus si Restu.
Mereka kelelahan dan akhirnya tertidur.

Hari menjelang pagi saat itu jam menunjukkan pukul 07:30 pagi, Restu terbangun bersamaan dengan itu Oka juga terbangun. Oka melihat Restu yang sedang mengenakan BH dan CD.
“Antar aku pulang sekarang Oka..” kata Restu.
“Iya.. aku cuci muku dulu,” jawab Oka.
Oka pun mengantar Restu pulang ke kostnya.

Selang beberapa bulan hubungan mereka mulai retak, ada selentingan kabar kalau Oka mendekati cewek lain sebut saja Cristina, dan akhirnya Oka dan Restu resmi bubaran. Tapi reaksi Oka tidak sampai di situ, justru setelah putus dengan Restu ia gencar mendekati Cristina. Dengan berbagai cara dan upaya akhirnya Oka berhasil mendapatkan Cristina dan mereka resmi jadian. Sama seperti yang dilakukannya dulu, ia sering antar jemput kuliah Cristina dan kalaupun jemput Cristina biasanya tidak langsung pulang melainkan jalan-jalan kemana saja sambil cari makan tentunya. Sering pula Cristina diajak ke tempat kontrakan Oka lebih sering dibandingkan Restu pacar yang dulu.

Pagi itu kuliah jam ke-2 mereka satu ruangan tapi dosen tidak hadir jadi kosong, mereka berdua bergegas ke tempat Oka, sampai di kontrakan rumah sepi soalnya sahabat-sahabat ada yang ke kampus dan ada juga yang masih tidur. Mereka berdua langsung masuk kamar Oka, Cristina tiduran di ranjang sambil mendengarkan musik. Oka masuk membawakan kopi susu dan tanpa basa basi Oka membelai rambut Cristina dan Cristina pun bersandar dalam dekapan Oka. Oka langsung mencium bibir Cristina dan tangannya mulai masuk dalam baju street Cristina dan meremas-remas toked.
“Oka.. jangan dong..” desah Cristina.
“Enggak apa-apa, kan cuma dikit,” kata Oka, tapi Oka terus menyerang, ia melepas seluruh pakaian Cristina dan Cristina pun hanya diam tanpa perlawanan, dan jelas sudah seluruh tubuh Cristina yang kuning langsat dan toked lumayan montok.
Mereka mulai bergelut mencium dan meremas satu sama lain.

“Crist, blowjob dong kontokku!” kata Oka.
Dibimbingnya kepala Cristina menuju kemaluan Oka dan, “Em.. kemaluanmu besar juga Oka,” kata Cristina.
Oka hanya diam menikmati hisapan mulut Cristina. Oka pun langsung saja menjilati dan menghisap memek Cristina hingga mereka melakukan posisi 69.

Kemudian Oka duduk dengan kaki dijulurkan, ia minta Cristina duduk di atasnya layaknya seorang anak kecil. Tepat kontol Oka masuk dalam liang memek Cristina.
“Pelan-pelan Oka..” kata Cristina mendesah.
Cristina mulai menaik-turunkan pinggulnya dan kontolnya Oka masuk seluruhnya dalam memek merahnya Cristina.
“uuuuh.. ah.. .” desah Cristina sambil menggoyangkan pinggulnya seperti goyang dandut ngebor di tv tv.

Oka pun merespon gerakan tersebut. Dan mereka melakukan gerakan yang seirama, “Ah.. ah.. ah..” desah Cristina semakin keras.
“Aku nggak kuat Oka..” Oka hanya diam menikmati gerakan-gerakan yang dimainkan Cristina.
Dan akhirnya, “Ugh.. ugh.. ugh.. ahh..” desah Cristina yang tubuhnya mengelenjang sambil memeluk tubuh Oka.
Ternyata Cristina mencapai puncak kenikmatan. Dan Oka membalikkan tubuh Cristina tepat di bawah badannya, Oka mulai mengocok kontolnya yang belum lepas dari memek Cristina, dan “Ahk..” desah Oka dan beberapa saat kemudian Oka mencabut kontolnya dan meletakkan di bibir Cristina dan “Croot.. Croot.. Serr..” sperma Oka muncrat tepat di seluruh wajah Cristina. Mereka pun akhirnya berpelukan setelah mencapai kepuasan.

Semenjak kejadian itu mereka sering melakukannya di kontrakan Oka. Entah siang atau malam karena Cristina sering menginap dan tidur satu ranjang bersama Oka. Hubungan mereka semakin intim dan hanya bertahan selama 8 bulan. Hal itu disebabkan Restu mantan pacar yang dulu mengajak membina hubungan kembali. Oka akhirnya pisah dengan Cristina dan kembali lagi dengan Restu.

Suatu sore Restu datang ke kontrakan Oka, Restu langsung masuk menunggu di kamar Oka karena diminta sahabat-sahabat Oka.
“Oka baru mandi” kata salah seorang sahabatnya.
“Ooo,” jawab Restu, dan beberapa saat kemudian Oka masuk dan hanya mengenakan handuk dilingkarkan di pinggulnya.
“Sama siapa Res..” kata Oka.
“Sendiri,” jawab Restu sambil mendekat ke arah Oka.
Oka tanggap dengan situasi itu, ia langsung mencium bibir Restu dan melepas baju street warna biru muda yang dipakai Restu. Oka langsung mencopot BH dan menghisap puting susu Restu.
“Ah.. ah..” desah Restu.
Tangan Restu langsung meremas kontol Oka yang saat itu handuknya telah jatuh ke lantai. Oka mulai melapas celana panjang Restu serta CD-nya. Mereka bergumul di atas ranjang.
“Ah.. ah..” desah Restu yang semakin merasakan kenikmatan.
Oka mengangkat kaki kiri Restu kemudian dengan sergapnya Oka mulai memasukkan kontolnya ke dalam memek Restu sambil kaki kiri Restu tetap terangkat.
“Bleess, bleess..” kemaluan Oka masuk seluruhnya dalam memek, Oka suka dengan posisi seperti itu karena memek terasa sempit.

Oka mulai menggerakkan kemaluannya keluar-masuk.
“Ah.. ah.. ah..” erangan kenikmatan keluar dari bibir Restu, Oka pun merasakan kenikmatan pula.
“Ugh.. ugh..” desah Oka pelan. Beberapa saat kemudian Oka melepas kontolnya, Restu mulai menghisap dan menjilati kontol Oka sambil dikocok dengan jari-jemari lembut Restu.
“Kulum dong Res..” desah Oka. Restu turuti saja apa kemauan Oka.
Kemudian Oka kembali memasukkan kontolnya dalam memek Restu, “Bless..” langsung masuk dan Restu sempat menjerit tertahan karena menahan sakit.
Kemudian Oka mulai menggerakkan kontolnya, “Bleess.. bleess..” kemaluan Oka keluar-masuk.
“Ah.. ah.. ugh..” tubuh Restu mulai bergetar dan mengelejang.
“Aku keluar Oka..” desah Restu tapi Oka masih mengocok kontolnya dalam memek Restu dan Restu hanya menahan.
Kedua tangannya mencengkeram kuat bibir tempat tidur sambil menahan gerakan yang Oka lakukan. Oka mulai bergetar, “Ugh..” desahnya.
“Di luar apa di dalam Res..” kata Oka pelan.
Restu hanya diam dan “Croot.. croot.. serr..” cairan sperma Oka keluar di dalam memek Restu.
Oka pun rebah sambil memeluk tubuh Restu yang hangat dan sudah lunglai.

Mereka tersenyum puas.
“Kamu pinter dech sekarang Res..” kata Oka.
“Pinter apa’an,” jawabnya.
“Pinter ngentotnya, belum lagi bulu memek kamu tambah lebat dan indah saja”
Restu hanya tersenyum saja sambil tangannya membelai batang Kontol Oka. Jam sudah menungjukan Setengah Delapan malam dan meraka pun memutuskan untuk mencari makan keluar dan bergegas mengunakan kembali pakaian mereka masing2!

cerita sex ngentot dengan suamiku sendiri

Ok cerita sex dewasa berikut ini dikirimkan oleh member baru disini dan baru pertama kali menulis cerita sex, dia menceritakan kisah pribadinya yaitu cerita sex ngentot dengan suamiku sendiri, berikut pengalamanku akan ku ceritakan disini cerita sex ini bermula ketika papa pulang kerumah waktu itu!waktu da berlalu aku duduk di sebelah papa nemenin papa yang lagi baca cerita dewasa 17tahun keatas di blog ini. sambil papa baca papa juga nakal manin payu dara aku dari luar yang sekarang terlihat bertambah besar karena kreatifitas papa sambil ciuman ma aku dan mainin lidah aku. aku juga gak maw kalah aku pun mainin mrP papa yang sudah mulai mengerasdari tadi.kenakalan tangan papa mulai ngelunjak, papa mulai mainin tangannya sambil mainin bibir vagina aku dari luar,, dan aku juga megang2 penis papa dari luar,! "ah,,!!" aku mulai ngerasa darahQ berdesir keatas kepala karena pijitan tangan papa di msV aku. dan papa mulai memasukkan tangannya ke dalam celana dalam aku dan mulai mainin vagina aku yang sudah mulai sedikit basah.

Dimulai dengan desahan kecil di telinga papa dan mulai menggelinjang karena papa mulai mainin klitoris aku yang sudah menyumbal,!! "dikulum ya ma,!!tanpa berfikir panjang aku mengulum mrP papa,! "ah... sshh..ahh.." naik turun aku mengulum penis papa yang sudah memerah. "ma ke kamar mandi bentar ya,,??!!!" rengek papa ma aku. dengar rengekan papa aku mengiyakan. tanpa berfikir panjang aku masuk kamar mandi dan memeluk papa sambil bibir kami bepagutan dan memainkan lidah. tanpa sadar papa sudah melepas celana aku dan aku terlihat setengah bugil, terlihat msV aku dengan ditumbuhi bulu2 semakin membuat papa asyik dan mulai mainin labio mayora aku yang mulai basah,,!! "Ugghh..Aacchh.. " desahan papa dan aku mulai memanas di kamar mandi aku yang bercampur syahwat kami berdua.papa mulai mengarahkan penisnya ke lubang vagina aku dari arah belakang dengan posisi doggystyle. sedkit susah tapi dengan bantuan tangan papa akhirnya masuk juga,, Aacchh.. Aacchh.. Aacchh.. cara ini mulai bikin papa mati gaya dan bernafsu. sampai akhirnya crot... crot... dan papa udahin,,!!

cerita dewasa part 2 setelah jalan aku dan papa kecapekan dan duduk bersebelahan dengan aku menghisap tangan papa. tapi hisapan itu mungkin membawa papa ke syahwatnya. dan aku mulai dengan persenggamaan aku yang ke 2. aku baru kali ini ngerasain badan aku menggelinjang karena orgasme. karena tangan papa yang mainin klitoris aku dengan cepat. "achh...ach... pa gak kuat,,!!" dan aku mulai mengulum penis papa. terasa asin kenikmatan,. sambil aku mengocok dan mengulum paenis papa, papa juga mainin payu dara aku dan memijit klitoris aku.

dan gak lama aku berciuman dan papa mulai mengarahkan penisnya di lobang surgawi aku,!! "ach,,, desahan papa semakin membuat aku menggelinjang karena goyangan pantat papa yang seirama dan cepat. karena itu membuat aku semakin bergairah. pantat aku dan papa mulai naik turun berirama. dan papa semakin bersemangat untuk memainkan rudalnya dengan cepat. "achh,,,ach,,,ocjhh,," semakin cepat dan crot crot papa mulai mengeluarkan spermanya diluar.papa memasukkan lagi dan aku menggoyangkan pantat aku,, karena dengan tongkol yang terbenam di vagina aku aku mendapatkan kenikmatan yang luar biasa,!! dan keluar lagi..!! " da ya!!?" papa minta udahan tapi dorngan aku dan syahwat aku melihat tongkol papa semakin dahsyat dan aku memeluk papa dengan nafsu dengan sedikit menggesekkan vagina aku di tongkol papa yang sudah lemas.

tapi melihat aku yang masih pengen ngelanjuin, papa mulai berusaha menaikan kembali senjatanya dengan menggesekkan ke vagina aku dan tangannya mulai mainin klitoris aku. dan aku berusaha mengulum lagi dengan nafsunya,! berawal dari batang penisnya ampek telurnya aku lumat dan kulum dengan nafsu."aahh.. uhh.. mm.." masukkan lagi ya pa!!?? minta aku.!! dan ach,,!!! papa uda masukin tongkolnya yang mulai mendongak lagi,,!!dan apap mengarahkan mrP nya ke vagina aku dan "bles.." aku berusaha buat meredamkan penis papa semakin lama di vagina aku,,!! dan aku menahan papa untuk ngeluarin senjatanya dari sarungnya. dan "ach,,!!" aku mulai menggelinjang lagi,,!! papa mulai menggoyang dan menaik turunkan tongkolnya!!?? karena posisi tersebut membuat rudalnya semakin bergesekan dengan klitoris aku, sehingga hal itu membuat aku semakin terbakar birahinya.

uhhhhh lanjutttkann pa da biarin di daalam aja achh..." sambil aku menahan aku juga mulai menciumi badan dan bibir pApa. lama bgt aku meredamkan tongkol papa dan papa juga mengimbangi denag goyangan naik turun,,!! dan crot..crot...croott.. untuk sekian kalinya aku dan papa orgasme,!! dan aku mengakhiri persenggamaan kita dengan badan yang bercucuran keringat dan letih,,!!!dan makasih ya pa,,! tapi aku sedikit nyesel dan kecewa,,!!hihihi...sorry ya cerita sex ngentot dengan suamiku sendiri ini agak sedikit bikin pusing maklum baru pertama bikin cerita dewasa kerana terpengaruh dari situs cerita dewasa terbaik ini! salam kenal dari merry

cerita sex ngentot dengan suamiku sendiri

Ok cerita sex dewasa berikut ini dikirimkan oleh member baru disini dan baru pertama kali menulis cerita sex, dia menceritakan kisah pribadinya yaitu cerita sex ngentot dengan suamiku sendiri, berikut pengalamanku akan ku ceritakan disini cerita sex ini bermula ketika papa pulang kerumah waktu itu!waktu da berlalu aku duduk di sebelah papa nemenin papa yang lagi baca cerita dewasa 17tahun keatas di blog ini. sambil papa baca papa juga nakal manin payu dara aku dari luar yang sekarang terlihat bertambah besar karena kreatifitas papa sambil ciuman ma aku dan mainin lidah aku. aku juga gak maw kalah aku pun mainin mrP papa yang sudah mulai mengerasdari tadi.kenakalan tangan papa mulai ngelunjak, papa mulai mainin tangannya sambil mainin bibir vagina aku dari luar,, dan aku juga megang2 penis papa dari luar,! "ah,,!!" aku mulai ngerasa darahQ berdesir keatas kepala karena pijitan tangan papa di msV aku. dan papa mulai memasukkan tangannya ke dalam celana dalam aku dan mulai mainin vagina aku yang sudah mulai sedikit basah.

Dimulai dengan desahan kecil di telinga papa dan mulai menggelinjang karena papa mulai mainin klitoris aku yang sudah menyumbal,!! "dikulum ya ma,!!tanpa berfikir panjang aku mengulum mrP papa,! "ah... sshh..ahh.." naik turun aku mengulum penis papa yang sudah memerah. "ma ke kamar mandi bentar ya,,??!!!" rengek papa ma aku. dengar rengekan papa aku mengiyakan. tanpa berfikir panjang aku masuk kamar mandi dan memeluk papa sambil bibir kami bepagutan dan memainkan lidah. tanpa sadar papa sudah melepas celana aku dan aku terlihat setengah bugil, terlihat msV aku dengan ditumbuhi bulu2 semakin membuat papa asyik dan mulai mainin labio mayora aku yang mulai basah,,!! "Ugghh..Aacchh.. " desahan papa dan aku mulai memanas di kamar mandi aku yang bercampur syahwat kami berdua.papa mulai mengarahkan penisnya ke lubang vagina aku dari arah belakang dengan posisi doggystyle. sedkit susah tapi dengan bantuan tangan papa akhirnya masuk juga,, Aacchh.. Aacchh.. Aacchh.. cara ini mulai bikin papa mati gaya dan bernafsu. sampai akhirnya crot... crot... dan papa udahin,,!!

cerita dewasa part 2 setelah jalan aku dan papa kecapekan dan duduk bersebelahan dengan aku menghisap tangan papa. tapi hisapan itu mungkin membawa papa ke syahwatnya. dan aku mulai dengan persenggamaan aku yang ke 2. aku baru kali ini ngerasain badan aku menggelinjang karena orgasme. karena tangan papa yang mainin klitoris aku dengan cepat. "achh...ach... pa gak kuat,,!!" dan aku mulai mengulum penis papa. terasa asin kenikmatan,. sambil aku mengocok dan mengulum paenis papa, papa juga mainin payu dara aku dan memijit klitoris aku.

dan gak lama aku berciuman dan papa mulai mengarahkan penisnya di lobang surgawi aku,!! "ach,,, desahan papa semakin membuat aku menggelinjang karena goyangan pantat papa yang seirama dan cepat. karena itu membuat aku semakin bergairah. pantat aku dan papa mulai naik turun berirama. dan papa semakin bersemangat untuk memainkan rudalnya dengan cepat. "achh,,,ach,,,ocjhh,," semakin cepat dan crot crot papa mulai mengeluarkan spermanya diluar.papa memasukkan lagi dan aku menggoyangkan pantat aku,, karena dengan tongkol yang terbenam di vagina aku aku mendapatkan kenikmatan yang luar biasa,!! dan keluar lagi..!! " da ya!!?" papa minta udahan tapi dorngan aku dan syahwat aku melihat tongkol papa semakin dahsyat dan aku memeluk papa dengan nafsu dengan sedikit menggesekkan vagina aku di tongkol papa yang sudah lemas.

tapi melihat aku yang masih pengen ngelanjuin, papa mulai berusaha menaikan kembali senjatanya dengan menggesekkan ke vagina aku dan tangannya mulai mainin klitoris aku. dan aku berusaha mengulum lagi dengan nafsunya,! berawal dari batang penisnya ampek telurnya aku lumat dan kulum dengan nafsu."aahh.. uhh.. mm.." masukkan lagi ya pa!!?? minta aku.!! dan ach,,!!! papa uda masukin tongkolnya yang mulai mendongak lagi,,!!dan apap mengarahkan mrP nya ke vagina aku dan "bles.." aku berusaha buat meredamkan penis papa semakin lama di vagina aku,,!! dan aku menahan papa untuk ngeluarin senjatanya dari sarungnya. dan "ach,,!!" aku mulai menggelinjang lagi,,!! papa mulai menggoyang dan menaik turunkan tongkolnya!!?? karena posisi tersebut membuat rudalnya semakin bergesekan dengan klitoris aku, sehingga hal itu membuat aku semakin terbakar birahinya.

uhhhhh lanjutttkann pa da biarin di daalam aja achh..." sambil aku menahan aku juga mulai menciumi badan dan bibir pApa. lama bgt aku meredamkan tongkol papa dan papa juga mengimbangi denag goyangan naik turun,,!! dan crot..crot...croott.. untuk sekian kalinya aku dan papa orgasme,!! dan aku mengakhiri persenggamaan kita dengan badan yang bercucuran keringat dan letih,,!!!dan makasih ya pa,,! tapi aku sedikit nyesel dan kecewa,,!!hihihi...sorry ya cerita sex ngentot dengan suamiku sendiri ini agak sedikit bikin pusing maklum baru pertama bikin cerita dewasa kerana terpengaruh dari situs cerita dewasa terbaik ini! salam kenal dari merry